BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Stres dalam kehidupan
seseorang merupakan hal yang baik, namun akan menimbulkan masalah bila stres
tersebut berlebihan. Peningkatan tekanan darah merupakan salah satu respon
tubuh terhadap stres dan merupakan bagian respon flight or flight.
Dalam keadaan stres berkelanjutan, tekanan darah dapat tetap tinggi dan
menyebabkan hipertensi (Swarth, 2002).
Stres psikologis dan
fisik merupakan ketegangan yang disebabkan oleh fisik, emosi, sosial, ekonomi,
pekerjaan atau keadaan, peristiwa, atau pengalaman yang sulit untuk mengelola
atau bertahan (Nasir, 2011).
Penelitian tentang
bagaimana stres dapat mempengaruhi kesehatan fisik cukup banyak dilakukan.
Pertama, stres dapat membuat individu melakukan prilaku kompromi terhadap
masalah kesehatannya. Kedua, beberapa orang bereaksi terhadap
situasi stres dengan mengadopsi peran orang sakit dan mencari pengobatan
sehingga memiliki alasan untuk tidak berfungsi secara efektif. Ketiga, stres
mempengaruhi perubahan fisiologis yang kondusif untuk perkembangan penyakit.
Dengan adanya stres, ketahanan fisik dapat terganggu dan angka resiko penyakit
tertentu bertambah (Hasan, 2008).
Pada awal tahun
1900-an, Walter Cannon mengadakan penelitian tentang bagaimana respons individu
terhadap stimulus jika harus berhadapan dengan situasi yang membahayakan.
Respon individu terhadap stressor disebutnya sebagai kritikal (critical stress),
dan Cannon juga mengidentifikasi tanggapan tempura tau lari (fight-or-flight
response) pada individu yang mengalami stres. Secara fisiologis, tanggapan
yang terjadi sangat mencolok: tekanan darah meningkat, rata-rata detak jantung
dan pernapasan meningkat, tingkat gula darah naik, tangan berkeringat, dan otot
menjadi tegang (Hasan, 2008).
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan
keperawatan manajemen stress pada pasien dengan gangguan psikososial.
1.3 Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui
bagaimana asuhan keperawatan manajemen stress pada pasien dengan gangguan
psikososial.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam makalah ini,
adalah mahasiswa mengetahui:
1. Pengertian Stres
2. Jenis-jenis Stres
3. Penyebab Stres
4. Proese Terjadinya
Stres
5. Aspek Psikososial
6. Sumber-Sumber Stres
dalam Kehidupan
7. Manajemen Stres
8. Prinsip Dasar
Mengelola Stres
9. Asuhan Keperawatan
1.4 Manfaat Penulisan
a. Bagi Institusi
Pendidikan
Dengan makalah ini pendidikan berhasil menjadikan
mahasiswa lebih mandiri dalam membuat
suatu karya tulis dan menambah wawasan mereka untuk pengetahuannya.
b. Bagi Mahasiswa
Dengan adanya makalah ini, dapat menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan mahasiswa serta dapat memandirikan mahasiswa dalam
mempelajari Ilmu Keperawatan Jiwa
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Stres
Stres merupakan hal
menjadi bagian dari kehidupan manusia. Berikut ini akan kita bahas mengenai
definisi stres, stres psychological and physical strain or tensien generated
by physical,emotional,social,economic, or occupational circumstances, evects,
or experiences that are difficult to manage or endure. Makna dari kalimat
tersebut adalah bahwa stres psikologis dan fisik merupakan ketegangan yang disebabkan
oleh fisik, emosi, sosial, ekonomi, pekerjaan atau keadaan, peristiwa, atau
pengalaman yang sulit untuk mengelola atau bertahan (Nasir, 2011). Sumber
gangguan jasmani (somatik) maupun psikologis adalah stres.
2.2 Jenis-Jenis
Stres
Menurut Nasir (2011) Di tinjau
dari penyebabanya, stres dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis berikut :
1. Stres fisik,
merupakan stres yang di sebabkan oleh keadaan fisik, seperti suhu yang terlalu
tinggi atau rendah, suara bising, sinar matahari yang terlalu menyengat, dan
lain lain.
2. Stres kimiawai,
merupakan stres yang disebabkan oleh pengaruh senyawa kimia yang terdapat pada
obat-obatan, zat berajun asam, basa, faktor hormon atau gas, dan lain lain.
3. Stres mikrobiologis,
merupakan stres yang disebabkan oleh kuman, seperti virus, bakteri, atau
parasit.
4. Stres fisiologis,
merupakan stres yang disebabkan oleh gangguan fungsi organ tubuh, antara
laingangguan struktur tubuh, fungsi jaringan organ, dan lain lain.
5. Stres proses tumbunh kembang
seperti pada masa pubertas, pernikahan, dan pertambahan usia.
6. Stres
psikis/emosional, merupakan stres yang disebabkan oleh gangguan situasi
psikologis atau ketidakmampuan kondisi psikologis untuk menyesuaikan diri,
misalnya dalam hubungan interpersonal, sosial budaya, atau ke agamaan.
Ada dua jenis stres yaitu baik
dan buruk. Stres melibatkan perubahan fisiologis yang kemungkinan dapat dialami
sebagai perasaan yang baik anxiouness (distres) atau pleasure
( eustres ).
1. Stres yang baik atau
eustres adalah sesuatu yang positif. Stres dikatakan berdampak baik apabila
seseorang mencoba untuk memenuhi tuntutan untuk menjadikan orang lain maupun
dirinya sendiri mendapatkan sesuatu yang baik dan berharga. Dengan stres yang
baik, semua pihak merasa di untungkan.
2. Stres yang buruk atau
distres adalah stres yang bersifat negatif. Distres dihasilkan dari sebuah
proses yang memaknai sesuatu yang buruk, dimana respon yang digunakan selalu
negatif dan ada indikasi mengganggu integritas diri sehingga bisa diartikan
sebuah ancaman.
Terdapat 4 jenis stres , antara
lain sebagai berikut.
a. Frustasi. Kondisi
dimna seseorang merasa jalan jalan yang akan ditempatkan untuk meraih tujuan di
hambat.
b. Konflik. Kondisi ini
muncul ketika dua atau lebih prilaku saling berbenturan, di mana masing masing
perilaku tersebut butuh untuk diekspresikan atau malah saling memberatkan.
c. Perubahan . kondisi
yang di jumpai ternyata merupakan kondisi yang semestinya serta membutuhkan
adanya suatu penyesuaian.
d. Tekanan . kondisi
dimana terdapat suatu harapan atau tuntutan yang sangat besar terhadap
seseorang untuk melakukan prilaku tertentu.
Patel (1996) dalam Nasir (2011)
menjelaskan adanya berbagai jenis reaksi stres yang umumnya dialami manusia.
1. Too little stres. Dalam kondisi ini, seseorang belum mengalami
tantangan yang berat dalam memenuhi kebutuhan pribadinya. Seluruh kemampuan
belum sampai dimanfaatkan, serta kurangnya stimulus mengakibatkan munculnya
kebosanan dan kurangnya makna dalam tujuan hidup.
2. Optimun stres. Seseorang mengalami kehidupan yang seimbang saat
berada di “atas” maupun “bawah” akibat proses manajemen yang baik oleh dirinya.
Kepuasan kerja dan perasaan individu dalam meraih prestasi menyebabkan
seseorang mampu menjalani kehidupan dan pekerjaan sehari hari tanpa menghadapi
masalah yang terlalu banyak atau ras leleh yang berlebihan.
3. Too much stress. Dalam kondisi ini, seseorang merasa lelah
melakukan pekerjaan yang terlalu banyak setiap hari.
4. Breakdown stress. Ketika pada tahap too much stres individu tetap
meneruskan usahanya pada kondisi yang tatis. Kondisi akan berkembang menjadi
adanya kecendrungan neurotis yang kronis atau munculnya rasa sakit
psikosomatis. Misalnya pada individu yang memiliki perilaku merokok atau
kecanduan minuman keras, konsumsi obat tidur, dan terjadinya kecelakaan kerja.
2.3 Penyebab
Stres
Stresor adalah
faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan terjadinya respons
stres. Stresor dapat berasal dari berbagai sumber, baiknya dari kondisi fisik,
psikologis, maupun sosial dan juga muncul pada situasi kerja, dirumah, dalam
kehidupan sosila, dan lingkungan luar lainya ( Patel, 1996 dalam Nasir, 2011).
Secara garis besar, strespr
bisa dikelompokan menjadi dua.
a. Stresor makro, yang
berupa major live events yang meliputi peristiwa kematian orang yang disayang,
masuk sekolah untuk pertama kali, dan perpisahan.
b. Stresor mikro, yang
biasanya berawal dari stimulus tentang masalah kehidupan sehari-hari, misalnya
ketidaksenangan emosional terhadap hal hal tertentu sehingga menyebabkan
munculnya stres (Brantley,dkk, 1988, dalam isnawarti, 1996 dikutip oleh Nasir,
2011).
Taylor (1991) dalam Nasir, 2011
merinci beberapa karakteristik kejadianya yang berpotensial dan dinilai dapat
menciptakan stresor.
a. Kejadian negatif
agaknya lebih banyak menimbulkan stres daripada kejadian positif.
b. Kejadian yang tidak
terkontrol dan tidak terprediksi lebih membuat stres daripada kejadian yang
terkontrol dan terprediksi.
c. Kejadian “ambigu”
sering kali di[andang lebih mengakibatkan stres daripada kejadian yang jelas.
d. Manusia yang tugasnya
melebihi kapasitas (oveload) lebih muda mengalami stres daripada orang yang
memiliki tuugas lebih sedikit.
Ada beberapa sumber stres yang
berasal dari lingkungan, di antaranya adalah lingkungan fisik,
sepert: polusi udara, kebisingan, kesesakan, lingkungan kontak sosial yang
bervariasi, serta kompetis hidup yang tinggi (Howart dan Gillham, 1981 dalam
Atkinson, 1990 dikutip oleh Nasir, 2011). Selain itu, sumber stres yang lain
meliputi hal-hal berikut.
1. Dalam diri individu.
Hal ini berkaitan dengan adanya
konflik. Pendorong dan penarik konflik menghasilkan dua kecendrungan yang
berkebalikan, yaitu approach dan avoidance. Kecendrungan ini menghasilkan tipe
dasar konflik ( Weiten, 1992), yaitu sebagai berikut.
a) Approach-approach
conflict. Muncul ketika kita tertarik terhadap dua tujuan yang
sama-sama baik.
b) Avoidance-avoidance
conflict. Muncul ketika kita dihadapkan pada satu pilihan
antara dua situasi yang tidak menyenangkan.
c) Approach-avoidance
conflict. Muncul ketika kita melihat kondisi yang menarik dan
tidak menarik dalam satu tujuan atau situasi.
2. Dalam keluarga.
Dari keluarga ini yang cenderung
memungkinkan munculnya stres adalah hadirnya anggota baru, sakit, dan kematian
dalam keluarga.
3. Dalam komunitas dan
masyarakat.
Kontak dengan orang di luar
keluarga merupakan banyak sumber stres, misalnya pengalaman anak di sekolah dan
persaingan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka stresor atau hal-hal yang
dapat menyebabkan terjadinya stres dapat berupa faktor-faktor fiologis,
psikologis, dan lingkungan di sekitar individu baik fisik tidak, bergantung
pada bagaimana individu menyikapi stresor itu.
Skala Miller dan Smith
Beberapa aspek tertentu dari
kebiasaan, gaya hidup, dan lingkungan seseorang dapat menjadikannya lebih kebal
atau lebih rentan terhadap dampak negative stress. Tingkat ketahanan atau
kekebalan terhadap stress ini diukur dengan mengisi daftar 20 pernyataan
berikut.
Berikut ini cara untuk mengukur
tingkat stress:
1=
Hampir selalu, 2= Biasanya, 3= Kadang-kadang, 4= Hampir tidak pernah, 5= Tidak
pernah
1. Saya makan makanan
yang hangat dan berimbang sedikitnya satu kali sehari.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
2. Saya tidur 7-8 jam
sedikitnya empat malam dalam seminggu.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
3. Saya member dan
menerima kasih sayang secara teratur.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
4. Saya memiliki
sedikitnya satu orang kerabat yang dapat di andalkan dalam jarak 75 km.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
5. Saya melakukan olah
tubuh hingga berkeringat sedikitnya dua kali seminggu.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6. Saya merokok kurang
dari setengah bungkus sehari
(bukan
perokok = hamper selalu).
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
7. Saya minum kurang
dari lima gelas minuman beralkohol dalam seminggu
(bukan
peminum = hamper selalu).
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
8. Berat badan saya
seimbang dengan tinggi badan.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
9. Saya memiliki
penghasilan cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
10. Saya memperoleh kekuatan dari agama / keyakinan
saya.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
11. Saya menghadiri kegiatan klub atau social secara
teratur.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
12. Saya mempunyai jaringan teman dan kenalan.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
13. Saya mempunyai sedikitnya satu orang sahabat yang dapat
dipercaya dalam hal-hal yang bersifat abadi.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
14. Kesehatan saya baik (termasuk mata, telinga, dan
gigi).
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
15. Saya dapat berbicara secara terus terang mengenai
perasaan saya di saat marah atau gelisah.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
16. Saya bercakap-cakap secara teratur dengan
orang-orang yang tinggal bersama saya mengenai urusan rumah, seperti
pekerjaan rumah sehari-hari dan masalah keuangan.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
17. Saya melakukan sesuatu untuk bersenang-senang
sedikitnya sekali seminggu.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
18. Saya mampu mengelola waktu dengan efektif.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
19. Saya minum kurang dari tiga cangkir kopi (atau
minuman lain yang mengandung kafein) sehari.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
20. Saya mengalokasikan waktu untuk berdiam diri dalam
sehari.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Total Skor = _________- 20 = ___________poin
Skor Ketahanan Stres:
0-10
poin = Memiliki ketahanan
luar biasa terhadap stres
11-30 =
Tidak terlalu rentan terhadap stress
31-50 =
Cukup rentan terhadap stress
51-74 =
Rentan terhadap stress
75-80 =
Sangat rentan terhadap stres
2.4 Proses Terjadinya Stres
Epinefrin
(adrenalin), suatu hormon stres, dilepaskan dari kelenjar adrenal. Hormon ini
bersama hormon lainnya beredar dalam tubuh untuk meningkatkan tekanan darah dan
denyut jantung, kecepatan pernafasan, dan mengubah proses tubuh lainnya. Hasil
respon stres adalah kewaspadaan, kesadaran, keadaan tegang yang mempersiapkan
seseorang untuk menghadapi bahaya. Setelah kondisi stres terlewati, tubuh berelaksasi
dan kembali normal (Swarth, 2002).
Stres Adalah reaksi
dari tubuh (respons) terhadap lingkungan yang dapat memproteksi diri kita yang
juga merupakan bagian dari sistem pertahanan yang membuat kita tetap hidup.
Stres adalah kondisi yang tidak menyenangkan di mana manusia melihat adanya
tuntutan dalam suatu situasi sebagai beban atau di luiar batasan kemampuan
mereka untuk memenuhoi tuntutan tersebut. Pandangan dari patel (1996), stres
merupakan reaksi tertentu yang muncul pada tubuh yang bisa di sebabkan oleh
berbagai tuntutan, misalnya ketika manusia menghadapi tantangan –tantangan (
challenge ) yang penting, ketika dihadapkan pada ancaman ( threat ),
atau ketika harus berusaha mengatasi harapan-harapan yang tidak realistis dari
lingkungan, dengan demikian, bisa di artikan bahwa stres merupakn suatu sistem
pertahanan tubuh di mana ada sesuatu yang mengusik integritas diri, sehingga
menganggu ketentraman yang dimaknai sebagai tuntutan yang harus disesuaikan. Di
samping itu, keadaan stres akan muncul apabila ada tuntutan yang luar biasa
sehingga mengancam keselamatan atau integritas seseorang. (Nasir, 2011)
2.5 Aspek Psikososial
Kita dapat melihat
bahwa ada hubungan antara sistem biologis, psikologis, dan sosial pada saat
seseorang mengalami stres. Stresor menghasilakan perubahan fisiologis tetapi
faktor psikososial juga mempunyai peranan. Tingkat stres yang tinggi
dapat memepengaruhi ingatan dan perhatian seseorang karena sters dapat
menyebabakan ketidakseimbangan fungsi kognitif yang sering kali
mengalihkan perhatian kita, sebagai contoh kebisingan dapat menjadi stresopr
dan ada orang yang tinggal di lingkungan yang sangat bising, misalnya di dekat
rel kereta api atau jalan bebas hambatan.
Ada beberapa reaksi emosional
yang umum terjadi pada saat stres.
a.
Ketakutan adalah
reaksi emosional yang mengikutsertakan ketidaknyamanan psikologis dan
rangsangan fisik apabila kita merasa terancam.
b.
Fobia adalah
ketakutan yang intensif dan irasional yang di kaitkan dengan kejadian dan
situasi khusus.
c.
Ansietas adalah perasaaan
ketidaknyamanan yang tidak jelas atau samar samar yang sering kali melibatkan
ancaman yang relatuf tidak jelas atau tidak spesifik.
d.
Kemarahan ( anger),
khususnya kitika seseorang menerima suatu keadaan sebagai keadaan yang
membahayakan atau frustasi.
Stres juga dapat menimbulkan
perasaan sedih atau depresi. Perbedaan antara depresi normal dan depresi
sebagai gangguan yang serius adalah masalah tingkatanya. Depresi dapat menjkadi
gangguan fisiologis apabila fatal, sering terjadi, dan sifatnya bertahan lama.
Orang dengan gangguan ini cendrung memeilki karakteristik berikut ini :
1. Umumnya mempunyai
mood yang tidak stabil (unhappy mood ).
2. Tidak memiliki
harapan (hopeless ) tentang masa depannya.
3. Kelihatan pasif dan
tidak mempunyai semangat.
4. Memperlihatkan
kebiasaan makan dan tidur yang kacau.
5. Mempunyai kepercayaan
diri yang rendah dan sering menyalakan diri sendiri atas kejadian yang
memengaruhi kehidupannya.
2.6 Sumber-Sumber stres dalam Kehidupan
Berikut ini adalah
sumber sumber stress yang biasa terjadi dalam kehidupan menurut Nasir, 2011:
a. Sumber stress dari
individu.
Terkadang smber stres berasal
dari individunya sendiri. Salah satu yang dapat menimbulkan stress dari pribadi
sendiri adalah melalui dari penyakit yang di derita oleh seseorang. Menjadi
sakit menempatkan demands pada system biologis dan psikologis, dan tingkatan
stress yang di hasilkan oleh demands tersebut bergantung pada keseriusan
penyakit dan usia dari orang terseut.
b. Sumber stress dalam
keluarga.
Prilaku, kebutuhan, dan
kepriadian dari tiap anggota keluarga yang mempunyai pengaruh dan berinteraksi
dengan anggota keluarga lainnya, kadang menimbulkan gesekan. Dari
banyak stressor dalam keluarga, ada tiga hal yang paling sering terjadi, yaitu
sebagai berikut :
1. Bertambahnya anggota
keluarga dengan kelahiran anak dapat menimbulkan stress yang dapat dengan
masalah keuangan bertambahnya anak bertambah pula biaya pengeluaran,
maslah kesehatan , dan ketakutan hubungan suami istri dapat terganggu.
2. Perceraian dapat
mengahsilkan banyak perubahan yang penuh dengan stres untuk semua anggota
keluarga karena mereka harus menghadapi perubahan dalam status social, pindah
rumah, dan perubahan kondisi keuangan.
3. Anggota keluarga yang
sakit, cacat, dan mati, yang pada umumnya memerlukan
adaptasi, kemampuan untuk mengatasi perasaan sedih atau duka yang mendalam dan
kesabaran.
c. Sumber stres dalam
komunitas dan lingkungan
Jika kita terlepas dari stress
akibat pekerjaan, sangat lah penting untuk mengevaluasi gaya bekerja. Hal ini
di sebabkan karena tuntutan pekerjaan yang dapat menghasilkan stress
dalam dua cara.
1. Beban pekerjaan yang
terlalu tinggi, sebagai akibat dari keinginan untuk mendapatkan penghasilan
yang lebih atau jabatan yang lebih tinggi.
2. Beberapa macam
aktivitas dapat menyebabkan stress lebih dari pada yang lainya.
Beberapa aspek dari pekerjaan
dapat meningkatan stress pada pekerja, di antaranya adalah sebagai berikut :
a. Lingkungan kerja
(tingkat kebisingan, temperature, kelembapan atau pencahayaannya).
b. Realibitas peralatyan
kerja (kinerja mesin, computer, dan sebagainya).
c. Hubungan
interpersonal yang buruk.
d. Pengurangan pengakuan
dari atasan atas hasil kerja yang baik dan tidak adanya kemajuan dari
pekerjaan.
e. Kehilangan pekerjaan
akibat di pecat atau pension.
2.7 Manajemen Stres
Manajemen stres
adalah adalah usaha seseorang untuk mencari cara yang paling sesuai dengan
kondisinya guna mengurangi stres yang dialaminya. Jadi, semuanya bergantung
pada kondisi masing masing individu, tingkatkan stres yang ada, dan kejadian
yang melatarbelakangkan stresnya. Sering kali stres didefinisikan dengan hanya
melihat dari stimulus atau respon yang dialami seseorang. Definisi stres dari
stimulus terfokus pada kejadian di lingkungan seperti misalnya bencana alam,
kondisi berbahaya, penyakit, atau berhenti dari kerja.sementara itu, definisi
stres dari respons mengaju pada keadaan stres, reaksi seseorang terhadap stres,
atau berada dalam keadaan dibawah stres. Definisi stres dengan hanya melihat
dari stimulus yang dialami seseorang memiliki keterbatasan karena tidak
memperhatikan adanya perbedaan individual yang mempengaruhi asumsi mengenai
stresor, sedangkan kjika stres didefinisikan dari respon, maka tidak ada cara
yang sistematis untuk mengenali mana yang akan jadi stresor dan mana yang
tidak. Untuk mengenalinya, perlu dilihat terlebih dahulu reaksi yang terjadi.
Selain itu, banyak respon dapat mengidentifikasikan stres psikologis yang
padahal sebenarnya bukan merupakan stres psikologis. Oleh karena itu stres
merupakan hubungan antara individu dengan lingkungan yang oleh individu dinilai
membebani atau melebihi kekuatanya dan mengancam kesehatannya.(Nasir, 2011)
Pandangan terhadap stres
psikologis telah dikonsepkan dalam tiga cara:
a. Konsep yang fokusnya
pada lingkungan, mendekripsikan stres sebagai stimulus. Dimna referensi sumber
atau penyebabnya ketegangannya adalah suatu kejadian atau rangkian peristiwa
yang terjadi. Klien yang mendengar akan dilakukan pemeriksaan fisik karena
penyakitnya, dia akan bertanya tanya alat yang digunakan itu apa, bagaimna
caranya, apa yang dilakukanya, dimna tempatnya, berapa biayayanya, siapa yang
melakukanya, dan sebagai ancaman atau sesuatu yang membahayakan diri klien yang
akhirnya akan menimbulkan perasaan tegang, yang disebut stresor.
b. Pendekatan yang
memerlukan stres sebagai suatu respons pada reaksi seseorang terhadap stresor,
contohnya adalah ketika seseorang menggunakan kata stres untuk menjelaskan
tingkat ketegangan dalam dirinya. Respon tersebut mempunyai dua komponen yang
saling berkaitan, yaitu komponen psikologis: yang melibatkan perilaku, pola
pikir, dan emosi. Serta komponen fisiologis: yang melibatkan peningkatan
rangsangan tubuh seperti jantung berdebar, sakit perut, berkeringat, dan
sebagainya. Respon psikologis dan fisiologis seseorang terhadap stresor disebut
strain.
c. Pendekatan yang
mendeskripsikan stres sebagai suatu proses selalu melibatkan stresor dan
strain, jga ditambahkan dengan sebuah bentuk hubungan yang penting, yaitu
hubungan antar seseorang dan lingkungannya. Proses ini melibatkan interaksi dan
penyesuaian secara berkesinambungan yang disebut transaksi, antara lain
seseorang dan lingkungan, dimna keduanya saling mempengaruhi satu sam lain,
contohnya seseorang yang terjebak dalam kemacetan dan telambat untuk suatu
perjanjian terus melihat jamnya.
Pada umumnya, ada beberapa faktor
yang mempengaruhi stress appraisals, yaitu sebagai berikut :
a. High demands, kejadian yang melibatkan tuntutan yang sangat tinggi
dan mendwsak sehingga menyebabkan ketidaknyamanan.
b. Life transitions, dimana kehidupan memepunyai banyak kejadian penting
yang menandakan berlalunya perubahan dari kondisi atau fase yang satu ke yang
lain, dan menghasilkan perubahan substansial dan tuntutan yang baru dalam
kehiduapan yang baru.
c. Timing jaga berpengaruh terhadap kejadian kejadian
dalam kehidupan kita, dimna apabila kita suda merencanakan sesuatu yang besar
dalam kehidupan dan timingnya meleset dari rencana semula, itu juga bisa
menimbulkan stres.
d. Ambiguity, yaitu ketidakjelasan akan situasi yang terjadi.
e. Desirability, ada beberapa kejadian yang terjadi di luar dugaan
kita.
f. Controllability yaitu merupakan seseorang yang mempunyai
kemampuan untuk menmgubah atau menghilangkan stresor. Seseorang cenderung untuk
menilai suatu situasi yang tidak terkontrol sebgai suatu keadaan yang lebih
stresful, dari pada situasi yang terkontrol.
Menurut lazarus (1985) dalam
Nasir (2011), dalam melakukan penilaian tersebut ada dua tahap yang harus
dilalui.
a. Primary appraisal.
Prrimary appraisal merupakan
proses penentuan makna dari suatu peristiwa yang di alami individu. Peristiwa
tersebut dapat dipersepsikan positif, netral, atau negatif oleh individu.
Peristiwa yang dinilai negatif kemudian dicari kemungkina adanya harm,
threat, atau challenge. Harm adalah penilaian mengenai bahaya yang didapat
dari peristiwa yang terjadi. Threat adalah penilaian mengenai kemungkinan buruk
atau ancaman yang didapat dari peristiwa yang terjadi. Challenge merupakan
tantangan atau kesanggupan untuk mengatasi dan mendapatkan keuntungan dari
peristiwa yang terjadi
Primary appraisal
memiliki tiga komponen, yaitu sebagai berikut.
1. Goal relavance, yaitu penilaian yang mengacu pada tujuan sesorang,
juga bagaimana hubungan peristiwa yang terjadi dengan tujuan personalnya.
2. Goal congruence or
incrongruence : yaitu penilaian yang mengacu pada apakah
hubungan antara peristiwa di lingkungan dan individu tersebut konsisten dengan
keinginan individu atau tidak, dan apakah hal tersebut menghalangi atau
memfasilitasi tujuan personalnya. Jika hal tersebut menghalanginya, maka
disebut sebagai goal incrongruence, dan seabaliknya jika hal tersebut
memfasilitasinya, maka disebut sebagai goal congruence.
3. Type of ego
involvement: yaitu penilaian yang mengacu pada berbagai macam
aspek dari identitas ego atau komtmen seseorang.
b. Secondary appraisal
Secondary apprisal merupakan
penilaian mengenal kemampuan individu dalam mengendalikan koping beserta daya
yang dimilikinya. Bisa juga berarti apakah individu cukup mampu mengahadapi
harm, threat, dan challenge dalam peristiwa yang terjadi.
Secondary apprisal memiliki tiga
komponen sebagai berikut:
1. Blame and credit, penilaian mengenai siapa yang bertanggung jawab atas
situasi menekan yang terjadi atas diri individu.
2. Coping-potential: penilaian mengenai bagaimana individu dapat
mengatasi situasi menekan atau mengaktualisasi komitmen pribadinya.
3. Future expectancy ; penilaian mengenai apakah untuk alasan
tertentu individu mungkin berubah secara psikologis untuk menjadikan lebih baik
atau buruk.
Teknik
Manajemen Stres
Manajemen stres merupakan upaya
mengelola stres dengan baik, bertujuan mencegah dan mengatasi stres agar tidak
sampai ke tahap yang paling berat. Beberapa manajemen stres yang dapat dilkukan
adalah:
a. Mengatur diet dan
nutrisi. Pengaturan diet dan nutrisi merupakan cara yang efektif dalam
mengurangi atau mengatasi stres. Ini dapat dilakukan dengan mengomsumsi makanan
yang bergizi sesuai porsi dan jadwal yang teratur. Menu juga seaiknya
bervariasi agar tidak timbul kebosanan.
b. Istirahat dan tidur.
Istirahat dan tidur merupakan obat yang baik dalam mengatasi stres karena
istirahat dan tidur yang cukup akan memulihkan keletihan fisik dan kebugaran
tubuh. Tidur yang cukup juga dapat memperbaiki sel-sel yang rusak.
c. Olahraga teratur.
Olahraga yang teratur adalah salah suatu cara meningkatkan daya tahan dan
kekebalan fisik maupun mental. Olahraga yang dilakukan tidak harus sulit.
Olahraga yang sederhana seperti jalan pagi atau lari pagi dilakukan paling
tidak dua kali seminggu dan tidak harus sampai berjam jam. Sesuai
berolahraga,diamkan tubuh yang berkeringat sejenak lalu mandi untuk memulihkan
kesegaranya.
d. Berhenti merokok.
Berhenti merokok adalah bagian dari cara menanggulangi stres karena
dapat meningkatkan status kesehatan serta menjaga ketahanan dan kekebalan
tubuh.
e. Menghindari minuman
keras. Minuman keras merupakan faktor pencetus yang dapat mengakibatkan
terjadinya stres. Dengan menghindari minuman keras,individu dapat terhindar
dari banyak penyakit yang disebabkan oleh pengaruh minuman keras yang
mengandung alkohol.
f. Mengatur berat badan.
Berat badan yang tidak seimbang (terlalu gemuk atau terlalu kurus) merupakn
faktor yang menyebabkan timbulnya stres. Keadaan tubuh yang tidak seimbang akan
menurunkan ketahanan dan kekebalan tubuh terhadap stres.
g. Mengatur waktu.
Pengaturan waktu merupakan cara yang tepat dalam mengurangi dan menanggulangi
stres. Dengan mengatur waktu sebaik-baiknya, pekerjaan yang dapat menimbulkan
kelelahan fisik dapat dihindari. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
menggunakan waktu secara efektif dan efisien, misalnya tidak membiarkan waktu
berlalu tanpa menghasilkan hal yang bermanfaat
h. Terapi psikofarmakna.
Terapi ini menggunakan obat-obatan dalam mengatasi stres yang dialami melalui
pemutusan jaringan antara psiko, neuro, dan imunologi sehinggga stresor
psikososial yang dialami tidak mempengaruhi fungsi kognitif efektif atau
psikomotor yang dapat mengganggu organ tubuh yang lain. Obat biasanya digunakan
adalah obat anticemas dan antidepresi.
i. Terapi somatik.
Terapi ini hanya dilakukan pada gejala yang ditimbulkan akibat stres yang
dialami sehingga diharapkan tidak mengganggu sistem tubuh yang lain. Contohnya,
jika seseorang mengalami diare akibat stres, maka terapinya adalah mengobati
diarenya.
j. Psikoterapi. Terapi
ini menggunakan teknik psiko yang di sesuaikan dengan kebutuhan seseorang.
Terapi ini meliputu psikoterapi suportif dan psikoterapi reedukatif.
Psikoterapi suportif memberikan motivasi dan dukungan agar pasien memiliki rasa
percaya diri, sedangkan psikoterapi reedukatif dilakukan dengan memberikan
pendidikan secara berulang, selain itu ada pula psikoterapi rekonstruktif
dengan cara memperbaiki kembali kepribadian yang mengalami goncangan dan
psikoterapi kognitif dengan memulihkan fungsi kognitif pasien (kemampuan
berpikir rasional).
k. Terapi psikoreligus.
Terapi ini menggunakan pendekatan agama dalam mengatasi permasalahan
psikologis. Terapi ini diperlukan karena dalam mengatasi atau mempertahan kan
kehidupan,seseorang harus sehat secara fisik, psikis, sosial, maupun spiritual.
Manajemen stres yang lain adalah
dengan cara meningkatkan strategi koping yang berfokus pada emosi dan strategi
koping yang berfokus pada emosi dan strategi koping yang berfokus pada masalah
koping yang berfokus pada emosi dilakukan antara lain dengan cara mengatur
respons emosional terhadap stres melalui prilaku individu, misalnya meniadakan
fakta yang tidak menyenangkan, mengendalikan diri, membuat jarak, penilaian
secara positif, menerima tanggung jawab, atau lari dari kenyataan (menghindar
). Sedangkan strategi koping yang berfokus pada masalah dilakukan dengan mempelajari
cara atau keterampilan yang dapat menyelesaikan masalah, seperti keterampilan
menetapkan dukungan sosial. Teknik lain dalam mengatasi stres adalah relaksasi,
meditasi, dan sebagainya. (Hidayat, 2006).
2.8 Prinsip Dasar Mengelola Stres
Menurut Nasir, 2011 berikut ini
adalah beberapa cara dalam mengelola stres.
1. Identifikasi penyebab
stres.
Penyebab stres bisa
situasi,aktivitas,atau orang yang menyebabkan stres.tingkat stres adalah
tingkat dimana penyebab stres memengaruhi kita. sangat penting untuk memahami
penyebab stres anda.kita tidak dapat mengatur stres kecuali jika kita memahami
penyebab stres dan bagaimana penyebab ini memengaruhi psikologi kita dan
organisasi.jika ada tanda stres yang familiar dengan terjadi,maka lakukanlah
hal-hal berikut ini.
a. Pahami penyebab stres
dan kenali mereka sebelum terjadi,hal tersebut merupakan keterampilan yang
penting dalam manajemen stres
b. Pahami tingkat
stres,tingkat di mana kita bereaksi terdapat penyebab stres.hal ini menolong
kita untuk mengatur respons terhadap stres secara efektif.
2. Manajemen waktu yang
baik
Manajemen waktu adalah kemampuan
untuk mengalokasikan waktu dan sumber daya(yang terbatas )demi mencapai tujuan
yang hendak kita capai.kemampuan mengatur hal yang disesuaikan dengan skla
prioritas akan membuat kita dapat meraih lebih banyak
Tujuan dalam hidup.waktu akan
terasa lebih banyak sehingga kehidupan bersosialisasi,hubungan dengan
keluarga,bahkan dalam melakukan hobi dapat lebih berkualitas.oleh karena itu,
dibutuhkan pengelolaan waktu yang sangat efektif dan efisien.strategi yang
dimaksud adalah diperlukan suatu kemampuan guna menetapkan suatu
tujuan,kemudian melakukan estimasi terdapat waktu dan sumber daya yang
diperlukan,sekaligus menjaga kedisiplinan dan fokus pada tujuan yang hendak
dicapai.berikut ini adalah beberapa tips yang dapat digunakan dalam mengelola
waktu.
a. Merencanakan dan
melakukan skala prioritas
b. Jadikan suatu
kebiasaan untuk selalu menyusun daftar pekerjaan(to do list)
c. Ikuti aturan
80/20,yaitu adanya suatu estimasi bahwa 80% hasil dari suatu
pekerjaan kita akan dicapai dari hanya 20% waktu kita yang fokus
d. Rencankan waktu untuk
melakukan kegiatan yang spesifik dan non-spesifik
e. Memaksimalkan waktu
kerja
f. Lakukan skala
prioritas berdasarkan tingkat kepentingan pekerjaan tersebut
g. Pemilihan lingkungan
yang tepat untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu
h. Pendelegasian
i. Pembedaan yang jelas
antara pekerjaan yang penting dan mendesak
j. Hindari menunda
pekerjaan.
Berikut ini adalah matriks dari
manajeman waktu
Kuadran 1
Penting dan mendesak(important
and urgent)
Kuadran 2
Penting tapi tidak mendesak (not
important but urgent)
Kuadran 3
Penting tapi tidak mendesak (not
important but urgent)
Kuadran 4
Tidak penting dan tidak mendesak
(not important dan not urgent)
3. Membuat sebuah
perubahan dalam lingkungan dapat mengurangi akibat dari stres.sebagai
contoh,jika anda kewalahan dengan setumpuk kertas yang harus
ditandatangani,anda dapat mencapai tempat yang sepi untuk bekerja,menata ruang
bekerja dengan menggunakan file, dan mendengar musik yang lembut.perubahan ini
dapat mengurangi tingkat stres.
4. Berbagi dan
mengungkapkan
Terbuka tentang pikiran dan
perasaan dengan diri sendiri dan orang lain adalah teknik yang efektif untuk
mengurangi tingkat stres. Terkadang hanya dengan menceritakan situasi dan
bagaimana situasi tersebut memengaruhi kita cukup untuk membantu kita memproses
cara pandang terhadap situasi tersebut dan membentuk sikap baru dalam
menghadapi situasi tersebut
5. Menyimpan catatan
harian pribadi
Dengan menulis pikiran dan
perasaan terhadap situasi atau seseorang,dapat menyegarkan emosi kita tentang
sesuatu yang signifikan terhadap diri kita,sehingga membantu kita memperoleh
cara pandang baru terdapat situasi.
6. Berbicara dengan
orang yang dapat dipercaya
Perkataan”anda dapat menggunakan
bantuan orang lain bukan berarti anda bekerja tidak efetif”.carilah cara untuk
mengembangkan manajemen stres dan tanggaplah ketika orang lain membutuhkan
bantuan.
7. Visualisasi dan
perbandingan mental menjadi teknik yang sangat populer dalam mengurangi
stres.misalnya, “banyangkan seperti apa anda 5 tahun yang akan datang” atau “
bayangkan anda lulus sekolah dan mengemudikan sebuah mobil baru” adalah contoh
dari visualisasi dan perbanting mental.dengan cara mengkhayalkan diri sendiri
dalam sebuah situasi,bagaimana kita memandang perilaku dan penampilan secara
ideal,membentuk gambaran mental diri sendiri,dan bagaimana perasaan kita ketika
memperoleh/mendapatkan hasil yang telah dirangkai.dengan berpikir positif, kita
dapat berperilaku sesuai dengan keinginan kita.
8. Relaksasi
Banyak orang menemukan bahwa
teknik relaksasi berpengaruhi terhadap tingkat stres.berikut ini adalah
beberapa contoh.
a. Hirup napas
dalam-dalam,sekali atau lebih secara perlahan.
Sering ketika kita mulai stres
kita mengalami napas secara dangkal tanpa Menyadari akibat bernapas dangkal
menyulitkan kita untuk berkonsentrasi.dengan menyediakan sedikit waktu dan
mengambil napas dalam-dalam,secara otomatis menenangkan tubuh dan pikiran
sehingga dapat berkonsentrasi.cobalah teknik ini sebelum presentasi atau selama
percakapan yang emosional
berpengaruh positif
terhadap fisik dan pikiran melalui napas yang dalam,peregangan,dan gerakan
lembut dalam suasana yang nyaman. Meditasi menyediakan waktu untuk menjernihkan
pikiran.biasanya meditasi belajar berkonsentrasi pada saat image atau suara
menghilangkan image atau suara yang lain. Berlatih meditasi selama beberapa
menit tiap hari dapat mengurangi tingkat stres secara psikologis dan psikis.
ROLE
PLAY
“STRESS”
Prolog: oleh Narrator
Ibarat seorang musafir di padang
pasir yang tak pernah terpuaskan dahaganya, nafsu dan keinginan manusia
tak akan pernah ada habisnya. Tak dapat terkendali kecuali dengan iman yang
bersemayam dalam jiwa. Namun,apabila nafsu dan asa manusia tak lagi dapat
terpuaskan oleh harta, cinta bahkan norma. Maka didalam kemelut jiwa yang kian
mendera sesungguhnya syeitan-lah yang jawara diatas keterpurukan iman dan
logika kita.
Pemain :
1.
Ahmad Irwansyah sebagai Tetengga
2.
Bambang Wicaksono sebagai Ayah
3.
Cici Ratna Sari sebagai Si Cupu
4.
Elta Sari sebagai Rentenir
5.
Fitriana Lailatul Musyafa’ah
sebagai Ibu
6.
Lusia Dirah Pangesti sebagai Si
Anak
Setting :
Di sebuah ruang tamu sederhana terdapat meja,
kursi, dan di belakang kursi ada si Ibu dan si anak sedang duduk berdua sambil
memamerkan baju, hp dan perhiasan baru yang mereka pakaitak perduli pada si cupu
yang sibuk dengan pulpen dan bukunya.
Si anak : “Aduh!
Aku pasti kelihatan cantik sekali ya, mi ya? Coba deh mami lihat aku. Wuah
senangnya. Oh ya, aku sudah kelihatan keren belum mi?” (berdiri menunjukkan
semua yang disebutkan dengan antusias dengan gaya centil)
Ibu :
“Dahsyat, sayang! Kamu sudah seperti primadona. Teman-teman kamu di sekolah
pasti langsung nge-fans semua sama kamu, anak mami yang paling cantik! Tidak
seperti si cupu ini. Huh, bikin malu saja!” (berdiri memeluk si anak,melotot
marah kea rah si cupu)
Si anak :
“Ough..terima kasih. Mami memang mami paling baik! (mereka berpelukan tertawa)
Tapi kapan kita punya motor beat mi? Padahal si Dina itu sudah. . .” (Si anak
manyun terus duduk)
Rentenir :
“Assalamualaikum! …” (Masuk dan langsung pasang senyum siap nagih hutang)
Ibu :“Waalaikumsalam…
Maaf bu, saya belum dapat bayar hutang” (tanpa dosa)
Rentenir :”Wah… tidak
bias gitu dong bu, ibu ini sudah hutang 10 juta. Ini hari yang ibu janjikan
itu. Jangan ingkar terus, sesuai catatan saya ibu hari ini harus bayar lima
ratus ribu. Ayo, mana uang itu?” (mulai
marah mendekati si ibu,si anak langsung berdiri)
Si anak :”Eh,
kalo mamiku bilang tidak punya uang itu ya berarti belum bisa bayar hutang,
tante! Dunia belum kiamat kok,masih banyak waktu. Ya nggak mi?” (dengan wajah
tanpa dosa yang membuat rentenir itu makin marah)
Rentenir :”Mami..mami..
Ibu dan anak sama saja. Kalo miskin itu ya miskin saja, tidak usah neko-neko.
Ah, sudah! Dua hari lagi saya ke sini, jika belum bayar juga akan saya sita barang-barang
yang ada disini. Permisi!” (langsung pergi)
Si Cupu : (Dia
langsung menghampiri lagi ibunya)” Ibu punya hutang?”
Ibu : “Eh
anak cupu jangan banyak tanya deh!”
Si anak :
(Tersenyum manja bergelayut di lengan ibunya) “Eh, sudah mi daripada ngurusi
anak cupu mending kita masak di dapur
yuk mi, aku laper nih!”
Si
anak cupu sendirian bingung untuk apa ibunya meminjam uang sambil berjalan
keluar pintu.Tiba-tiba terdengar suara
ledakan yang sangat keras. Si anak cupu terkejut, berteriak memanggil ibu dan
kakaknya.
Si cupu :” Ibu..
kakak.. lari ke dalam rumah!” (lari ke dalam rumah, keluar lagi sambil
menangis)
Tetangga lainnya
datang dengan raut wajah bingung. Tetangga langsung mendekati si cupu.
Tetangga :”Ada apa nak? Suara apa itu? Mana ibu dan kakakmu?”
(Melihat si cupu hanya duduk menangis di kursi)
Tetangga : (Teriak) “Api!..kebakaran!.. padamkan!..ambil air!
Cepat!” (Tetangga masuk ke dalam rumah sebentar lalu keluar lagi)
(Si cupu melihat ayahnya datang dan langsung berdiri)
Ayah :”Apa
yang terjadi? Ada apa ini nak?” (mengguncang tubuh si cupu lalu masuk rumah)
Tetangga :”Tunggu
pak!Jjangan ke sana! Ada kebakaran!”
Ayah :”Kebakaran?!
Oh tidak , rumahku tidak mungkin kebakaran! Kenapa bisa seperti ini, mana anak
dan istriku?”
Tetangga :”Sabar pak,
tabung gas bapak meledak, saya harap bapak kuat menerima takdir Allah ini,
Istri dan anak bapak terjebak di dalam rumah dan api menghanguskan mereka.
Kedua jenazah sudah diamankan.
Ayah :”Anakku..istriku..
mereka tidak mungkin mati!” (shock)
Tetangga :”Jenazah
keduanya hangus terbakar, sulit dikenali mana si ibu dan si anak.Sekarng sudah
di bawa ke ruamah sakit untuk di otopsi. Kami turut prihatin pak,sungguh tragis
nasib mereka.”
Musibah,
keterpurukan, dan ketidakberdayaan datang silih berganti menguji kekuatan iman
yang terpatri. Namun, apabila ujian tak diterima dengan keikhlasan hati maka
emosilah yang akan memperbudak hati nurani. Dua hari kemudian, setelah
pemakaman…
Ayah :
(Sebentar ter tawa sebentar menangis) “Haha..anakku..istriku..kalian cantik
sekali! Lama sekali kalian berbelanja! Kapan kalian pulang (sambil melihat
kompor) kompor sialan! Kalian hangus terbakar! Hahaha..” (kemudian menangis)
Rentenir :” Eh pak.
Yang sudah mati itu ya sudah! Tidak usah ditangisi. Sekarang yang harus bapak
pikirkan adalah bagaimana caranya membayar hutang! Eh,Pak! Hutang istrimu itu
10 juta! Bayar hutang itu hukumnya WAJIB! Jadi bapak harus mulai
berpikir…tangismu itu tidak akan melunasi hutang istrimu…!”
Ayah :
(Mengamati rentenir ,berhenti menangis) “Heh,siapa kamu? Kamu istriku? Kamu
bawa uang 10 juta? Benar istriku…?” (mendekati si rentenir,tapi rentenir it
uterus menghindar)
Rentenir :
“Oalala,lha kok kamu malah STRESS…!!! Hei, Pak! Saya kesini itu mau nagih
hutang, bukan mau jadi istrimu yang sudah meninggal itu.”
Ayah : “Apa
utang? Bayar 10 juta? Jadi kamu bukan
istriku?” (bingung lantas menangis memanggil-manggil istrinya)
Rentenir : “We… lha
STRESS orang ini,,,waduh!” (kebingungan)
Si anak : “Maaf bu kami belum bisa
melunasi hutang-hutang ibu saya,kami masih berduka..
Rentenir :” Kalo
begitu kamu bantuin saya kerja beres-beres rumah sampai satu tahun, dengan
begitu hutang-hutang ibumu lunas, bagaimana?
Si anak :”Oke,
saya mau bantu-bantu ibu demi ibu saya”
Rentenir : “Baiklah
kalau begitu saya permisi.”(langsung pergi)
Si anak :
(langsung menghampiri ayahnya) “Ayah sadar yah ikhlaskan ibu dan kakak pergi,
ayah tidak kesepian. Disini masih ada aku yah.”
Ayah : “Heh siapa kamu? Pergi..!
Pergi…! Kamu mau menagih hutang lagi kan? Atau.. kamu mau membakar anak dan istriku? Cepat
pergi,,,!!! (menjauh dan menghalangi langkah anaknya,lalu mengusir anaknya yang
tengah menangis,sedih melihat kondisi ayahnya)
Tetangga pun langsung menghampiri si ayah,,,
Tetangga : “Pak,lihat
ini anakmu cici.”
Ayah : “Tidak!
Anakku sudah mati. Hahaha,,,mereka sudah mati! Anak dan istriku sudah mati!
Pergi…!!! ( terus meneriakkan kata pergi,sebentar kemudian menangis)
Tetangga : “Nak
sebaiknya kita bawa ayahmu ke rumah sakit jiwa,mungkin kalau di bawa kesana,
ayahmu lebih baik.”
Si anak : “yah..pak mungkin itu lebih
baik.”
Setelah sampai di RUMAH SAKIT JIWA,suster
pun langsung membawa ayah cici
Ayah : (bingung
lalu gusar) “Mau apa kalian? Pergi jangan ganggu saya!
Perawat : “Mari ikut
saya,Pak. Agar bapak sembuh. Percayalah…Mari pak..!
Si ayah pun di bawa masuk oleh perawat dengan paksa. Cici pun sedih
melihat ayahnya.
Narator:
Tak ada yang
sempurna dalam kehidupan ini. Suka,duka,kecewa dan nestapa adalah kehendak
Allah semata. Silih berganti mengikuti scenario lakon kehidupan mahakarya sang
Ilahi. Hanya imanlah sang pengendali, nurani dan hanya kepada Allah-lah kita
kembali.
Daftar Pustaka
Drs.
Sunaryo, M.Kes.2004.Psikologi Untuk
Keperawatan.Jakarta.Buku kedokteran EGC.
Tristiadi
Ardi Ardani dkk. 2007.psikologi Klinis.yogyakarta.
PT. Graha Ilmu.
http://eniza-wulandari.blogspot.com/2012/04/asuhan-keperawatan-manajemen-stress.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar